2.27.2009

Makin Serius Makin Peduli Lingkungan

Jumat, 11 April 2008 | 09:26 WIB

Begitu nama tim mereka disebut sebagai Juara I Toyota Eco Youth 3, lima cewek dari SMA Semen Gresik, Gresik, Jawa Timur, langsung berteriak sejadinya. Mereka berhak mendapat hadiah Rp 75 juta... huhuhu mengharukan, menggiurkan, juga bikin iri....

Kelima cewek itu adalah Novi Fatmasari (kelas XI IPA1), Rosa Oktaria (kelas XI IPA1), Rama Ayunastiti (kelas XI IPA5), Astri Ika (kelas XI IPA5), Yudhita (kelas XI IPA4), dan Nurminati (kelas XI IPA4).

”Wow... senang sekali... tak menyangka bisa menang,” kata Novi.

Juara kedua diraih SMAN 8 Pekanbaru yang berhak atas hadiah Rp 45 juta. Juara ketiga diraih SMKN 2 Palembang dengan hadiah Rp 20 juta. Pemenang Harapan I yang hadiahnya Rp 10 juta disabet SMKN 3 Madiun, pemenang Harapan II dengan Rp 7,5 juta diraih SMAN 6 Banjarmasin.

Hadiah itu diberikan untuk membantu pengadaan berbagai peralatan atau fasilitas yang menunjang kegiatan siswa di sekolah.

Puncak acara pengumuman pemenang itu digelar di Taman Menteng, Jakarta Pusat, akhir Maret lalu.

Di lokasi itu juga digelar pameran berbagai karya abu-abuers dari penjuru Tanah Air yang mengikuti kompetisi Toyota Eco Youth. Pengumuman ini mengakhiri masa penantian selama tujuh bulan, setelah kontes pengolahan limbah sekolah dalam program Toyota Eco Youth digelar.

SMA Semen Gresik membawakan tema ”SMA Semen Gresik Menuju Zero Waste”. Program ini berhasil menyisihkan 29 sekolah lain yang masuk 30 besar. Total pesaing sebenarnya mencapai 300 SMA yang berasal dari 13 kota besar di Indonesia. Penjuriannya dilakukan Yayasan Kirai Indonesia.

Menurut keterangan juri, kemenangan SMA Semen Gresik diraih berkat kemampuan mereka memenuhi kriteria utama penjurian program Toyota Eco Youth 3. Poin kemenangan mereka terletak pada kemampuan mengimplementasikan proyek pengolahan limbah yang baik, dan disosialisasikan kepada semua pihak termasuk masyarakat sekitar sekolah.

Novi Fatmasari dari SMA Semen Gresik mengatakan, banyak program dibuat di sekolahnya. Salah satu di antara yang menjadi andalan adalah replantasi lahan kritis di bekas penambangan semen.

”Kami juga membuat briket dari ranting, buat kompos, biopori, pupuk organik, pupuk cair, pestisida organik, kertas daur ulang, dan masih banyak lagi,” katanya.

Semua kegiatan itu dilakukan lembaga kesiswaan resmi yang berminat pada lingkungan hidup, dan diberi nama Orales. Lembaga Orales dibantu kelompok-kelompok ekstrakurikuler lainnya sehingga terjadi kolaborasi antarlembaga di sekolah itu.

Kepala Sekolah SMA Semen Gresik Setiyo Budi mengawal anak-anak asuhnya hingga Jakarta. Kata Setiyo, pihaknya mengizinkan siswa untuk membuat lembaga kesiswaan yang berbeda. Di SMA Semen Gresik, selain ada lembaga kesiswaan bidang lingkungan hidup yang bernama Orales, juga ada klub jurnalistik, Sakabahari, klub IT, dan pencinta alam. Kesemua lembaga itu kegiatannya saling mendukung.

Makin serius

Apa yang dilakukan para peserta Toyota Eco Youth 3 terlihat semangat untuk makin serius dalam bersikap maupun menghadapi isu lingkungan. Simak kegiatan SMA Semen Gresik di bawah ini yang sudah menjadi kegiatan rutin:


- Adanya larangan pemakaian alat makan dan minum yang sekali pakai, baik untuk siswa maupun kantin.

- Di masing-masing kelas disediakan galon minuman air mineral dan dilarang membawa minuman dalam kemasan plastik.

- Adanya larangan membawa makanan dari luar sekolah yang dikemas dalam bungkus plastik dan botol plastik.

- Mulai menjalankan kegiatan di luar sekolah yang sejalan dengan misi pembelajaran dan penyelamatan lingkungan, di antaranya replantasi lahan kritis di bekas penambangan semen.

- Rutin diadakan lomba kebersihan lingkungan kelas dan kerja bakti.

- Penerapan hukuman pemungutan sampah dan penanaman bibit tanaman bagi siswa yang terlambat masuk sekolah.
- Menyertakan muatan lokal soal lingkungan hidup.

SMAN 8 Pekanbaru sebagai Juara II juga telah memasukkan isu lingkungan hidup sebagai muatan lokal. Kegiatan di sekolah ini melibatkan orangtua dan alumni. SMAN 8 Pekanbaru juga memiliki kegiatan unik, gerakan tanam 1.000 bunga, yang menjadi simbol semua murid berpartisipasi dalam program itu.

Juara III dari SMKN 2 Palembang menitikberatkan pada pengelolaan limbah sekolah menjadi kompos. Sekolah ini mengembangkan empat tempat pembuangan sampah (TPS) yang sudah ada menjadi TPS terpilah sesuai komposisi yang ada. Sampah organik dibuat menjadi kompos, sedangkan sampah non-organik diolah sebagai suvenir.

SMKN 3 Madiun yang meraih Harapan I punya kekhasan program pada pemanfaatan limbah kimia menjadi barang berharga. SMK ini memang sekolah kejuruan kimia, jadi banyak bersentuhan dengan produk kimia yang menghasilkan limbah pula. Sampah kulit buah diubah menjadi sari yang bisa diguna- kan untuk aroma berbagai produk makanan dan minuman. Mereka juga memproduksi pupuk cair dari sisa makanan di kantin.

Juara Harapan II SMAN 6 Banjarmasin juga berkutat pada pengelolaan sampah, di antaranya pemilahan sampah organik dan non-organik. Mereka membuat green house di atas air, atapnya menggunakan bahan dari botol bekas air minum dalam kemasan.

Dari program lingkungan hidup yang dijalankan abu-abuers itu bisa menunjukkan bahwa peran mereka tak boleh dipandang sebelah mata. Sekolah yang didukung kepala sekolah yang melek lingkungan hidup pasti memberi peluang bagi anak didik untuk membentuk kelembagaan lingkungan hidup yang resmi. (Amir Sodikin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar