4.15.2009

Dikembangkan, Pembelajaran Matematika Horizontal

Sabtu, 28 Maret 2009 | 02:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.COM--Konsep pembelajaran Matematika horizontal dikembangkan Stephanus Ivan Goenawan, pengajar di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta. Metode horizontal ini merupakan metode perhitungan di mana proses penyelesaian dilakukan secara mendatar (horizontal) dari arah kanan menuju ke kiri. Bilangan desimal biasa dikonversi dengan notasi pagar (I).

Upaya untuk mengenalkan konsep pembelajaran Matematika dengan cara tidak konvensional (selama pembelajaran Matematika menggunakan metode vertikal) dilakukan dengan menggelar olimpiade kreativitas angka yang diikuti siswa SD hingga perguruan tinggi.

Menurut Ivan, cara ini untuk mengembangkan kreativitas seseorang karena potensi kreativitas dapat diasah melalui angka dengan cara mengenali keteraturan polanya. ”Bila daya kreativitas angka meningkat, daya ini dapat berimbas ke jenis kreativitas lain, seperti pada pelajaran sekolah, seni, strategi bisnis, dan ilmu pengetahuan lainnya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (26/3).

Menurut Ivan, belajar Matematika bukan sekadar mengajarkan anak tahu berhitung dan mengasah logika. ”Namun Matematika juga bisa dimanfaatkan untuk mengasah kreativitas otak anak,” katanya.

Pengembangan metode belajar Matematika sehingga menarik bagi anak-anak sebelumnya juga dilakukan Septi Peni Wulandani dengan metode jaritmatika. Penghitungan dilakukan dengan memanfaatkan tangan kanan yang diibaratkan tangan satuan dan tangan kiri sebagai tangan puluhan.

Perlu kreativitas guru

S Hamid Hasan, Ketua Umum Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia, mengatakan, untuk menciptakan pembelajaran Matematika yang selama ini dianggap masih momok buat siswa sehingga menjadi menyenangkan perlu kreativitas guru. Guru bisa saja memanfaatkan metode pembelajaran Matematika yang berkembang di luar kelas jika memang bisa membantu terciptanya belajar Matematika yang menyenangkan.

”Apalagi jika metode belajar Matematika yang inovatif itu hasil pemikiran anak bangsa. Kenapa tidak diperkenalkan sebagai salah satu metode belajar. Yang penting, anak-anak paham konsep belajar Matematika dan bisa menggunakannya untuk kehidupan,” kata Hamid.

sumber : kompas cetak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar